Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, senjang berarti dalam keadaan yang tidak simetris atau tidak sama bagian atau berlainan sekali. Sedangkan kesenjangan adalah perihal senjang atau ketidakseimbangan atau ketidaksimetrisan (KBBI, 19912).
Sedangkan menurut Kamus Komputer dan Teknologi Informasi digital divide yaitu istilah
yang digunakan untuk menerangkan jurang perbedaan antara mereka yang mempunyai kemampuan dalam hal akses, dan pengetahuan dalam penggunaan teknologi modern,dengan mereka yang tidak berpeluang menikmati teknologi tersebut.
Menurut Direktorat Pemberdayaan Telematika Departemen Komunikasi
dan Informatika, digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap)
antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan
area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal
kesempatan atas akses teknologi
informasi dan komunikasi/TIK
(information and communication technologies/ ICT) atau telematika dan
penggunaan internet untuk beragam aktivitas. Dengan kata lain, digital
divide atau “kesenjangan digital” sebenarnya mencerminkan beragam
kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan
pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara.
Menurut Yayan Sopyan, berbicara mengenai kesenjangan digital berarti
berbicara mengenai gap antara kelompok masyarakat yang bisa menikmati
teknologi digital -sebagai alat untuk bekerja, berkreasi, berkreativitas, dan
lain sebagainya- dan menikmati keuntungan-keuntungan yang diberikan
oleh teknologi digital, dan kelompok masyarakat yang sama sekali tidak
mencicipi itu. Itulah yang disebut kesenjangan digital.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa digital divide atau
kesenjangan digital merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) diantara masyarakat yang memiliki akses secara fisik kedalam teknologi-teknologi digital, dengan masyarakat yang tidak memiliki akses sama sekali maupun akses yang terbatas kedalam teknologi-teknologi digital tersebut.
Penyebab Terjadinya Digital Divide antara lain:
- Infrastruktur :Masalah kesenjangan digital (digital divide) di Indonesia sebenarnya banyak dipengaruhi oleh tidak meratanya pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi dan regulasi di berbagai daerah. Adanya perbedaan pola hidup antara masyarakat perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah yang sudah maju. Masyarakat perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai kemampuan dan wawasan yang lebih tinggi akan teknologi informasi dibandingkan masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kurang maju. Demikian pula, masyarakat pedesaan di daerah yang sudah maju, mereka akan mempunyai pengetahuan yang sedikit lebih tinggi untuk mengenal teknologi informasi dibanding masyarakat pedesaan di daerah yang kurang maju (bahkan tidak terjangkau jaringan komunikasi sama sekali). Contoh mudah mengenai kesenjangan infrastruktur ini yaitu orang yang memiliki akses ke komputer bisa bekerja dengan cepat. Ia bisa menulis lebih cepat dibandingkan mereka yang masih menggunakan mesin ketik manual. Contoh yang lain, orang yang mempunyai akses ke komputer internet, otomatis mempunyai wawasan yang lebih luas di bandingkan mereka yang sama sekali tidak punya akses ke informasi di Internet yang serba luas.
- Kekurangan skill (SDM) :
Kekurangan skill SDM disini bisa dikatakan sebagai minat dan kemampuan dari seseorang untuk menggunakan sarana digital. Masih banyak masyarakat yang merasa gugup, takut sehingga enggan menggunakan sarana digital seperti komputer atau laptop. - Kekurangan isi / materi berbahasa Indonesia
:
Konten berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya seorang dapat mengerti mengakses internet, di Indonesia terutama kota-kota tingkat pendidikan sudah lebih tinggi. Jadi, sedikit banyak sudah mengerti bahasa Inggris. Sedangkan yang di desa, seperti petani-petani, mereka masih sangat kurang dalam menggunakan bahasa asing (Inggris). - Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri:
Berbicara mengenai kesenjangan digital, bukanlah semata-mata persoalan infrastuktur. Banyak orang memiliki komputer, bahkan setiap hari, setiap jam- bisa mengakses Internet tetapi "tidak menghasilkan apapun". Misal, ada seorang remaja punya akses ke komputer dan Internet. Tapi yang dia lakukan hanya Chatting yang biasa-biasa saja. Tentu saja, ia tidak bisa menikmati keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh teknologi digital. Itu artinya, kesenjangan digital tidak hanya bisa dijawab dengan penyediaan infrastruktur saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan tetapi persoalannya adalah ketika orang punya komputer dan bisa mengakses Internet, pertanyaan berikutnya adalah, "apa yang mau diakses? Apa yang mau dia kerjakan dengan peralatan itu, dengan keunggulan-keunggulan teknologi itu.
Digital Divide menimbulkan sejumlah dampak buruk dimasyarakat secara umum, salah satunya adalah digital inequality (ketidaksetaraan digital), secara umum inequality digital di kelompokan atas 4 hal sbb:
kemudian apa itu Knowladge Divide..?- Teknis (Teknical) Secara teknis tidak merata akses internet (bandwith) disuatu daerah akan menghambat masyarakat dalam memperoleh pengetahuan dan informasi sehingga berujung pada ketidak mampuan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi.
- Otonomi (Autonomy) Otonomi terkait kebijakan pemerintah, apabila pemerintah suatu daerah tidak peduli terhadap ketidak merataan pemanfaatan teknologi di masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang mengalami inequality digital, sehingga akibatnya berdapak buruk terhadap adanya persaingan digital di era
- Keterampilan (Skill) Hal ini terkait ketidak merataan kesempatan setiap masyarakat untuk berbagi pengetahuan, mengakses informasi, dan melakukan penelitian, sehingga akibatnya semakin rendah keterampilan individu masyarakat dalam pemanfaatan teknologi sehingga berdampak buruk pada persaingan digital di masyarakat
- Tujuan (Purpose) Tujuan ini berkaitan dengan tujuan individu-individu di masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi, sehingga perlu di arahkan oleh berbagai pihak, agar pemanfaatan teknologi menjadi maksimal
Knowladge Divide secara harfiah di defenisikan sebagai kesenjangan pengetahuan (bentuk kesenjangan di dalam memperoleh dan berbagi pengetahuan).
Kesenjangan pengetahuan dan berbagi pengetahuan dimasyarakat merupakan kesejangan hidup masyarakat dalam kemudahan akses internet, pegetahuan, serta memperoleh manfaat pengetahuan serta infomasi.
Knowladge devide memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan negara, yang berdampak pada persaingan pengetahuan serta skill masyarakat di era globalisasi.
Pada skala individu akan tersisih dalam persaingan global, sementara pada skala negara akan menjadi negara terbelakang.
Apa Hubungan antara digital divide dengan knowledge divide??
Kesenjangan pengetahuan dan berbagi pengetahuan dimasyarakat merupakan kesejangan hidup masyarakat dalam kemudahan akses internet, pegetahuan, serta memperoleh manfaat pengetahuan serta infomasi.
Knowladge devide memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan negara, yang berdampak pada persaingan pengetahuan serta skill masyarakat di era globalisasi.
Pada skala individu akan tersisih dalam persaingan global, sementara pada skala negara akan menjadi negara terbelakang.
Apa Hubungan antara digital divide dengan knowledge divide??
Digital divide merupakan kondisi terjadinya kesenjangan digital secara individu maupun masyarakat secara umum dalam memperoleh akses dan layanan berbasis digital, sehingga memicu terjadinya digital inequality dan knowledge divide.
Pada banyak literatur, banyak disebutkan istilah digital divide yang dibarengi dengan digital inequality dan knowledge divide, karena ketiga istilah ini saling berhubungan, sehingga apabila dilakukan penghapusan terhadap digital divide maka dengan sendirinya permasalahan digital inequality dan knowledge divide juga ikut terselesaikan.
Solusi Mengurangi Digital Divide dan Knowledge Divide??
- Langkah yang terbaik untuk mengurangi kesenjangan digital adalah menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai , memutuskan dan memilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat yang menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri merka sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Dengan kemajuan teknologi informasi seseorang atau masyarakat mendapatkan kemudahan akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi. Misalnya dengan mengadakan penyuluhan ke sekolah – sekolah tentang penggunaan internet
- Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota dan desa, sehingga setiap masyarakat baik yang tinggal di desa maupun di kota yang ingin mengakses informasi dapat tercapai dengan tersedianya fasilitas telekomunikasi yang memadai. Pendirian Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam mengurangi digital divide. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh karena itu langkah-langkah lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan Wartel dan Warnet, yang dikaitkan dengan upaya memperluas jangkauan dan kandungan informasi pelayanan publik, memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengembangkan sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta menyediakan layanan e-commerce bagi usaha kecil dan menengah, sangat diperlukan. Dengan demikian akan terbentuk Balai-balai Informasi Masyarakat (BIM) sesuai dengan konsep Community Tele Center (CTC) yang dinilai masyarakat dunia sebagai salah satu cara yang patut dikembangkan untuk mengatasi digital divide. Untuk melayani lokasi-lokasi yang tidak terjangkau oleh Wartel dan Warnet, pemerintah akan mengembangkan berbagai program serta insentif agar BIM atau CTC dapat tumbuh dan berkembang juga di daerah tersebut.
- Indonesia perlu menyambut komitmen dan inisiatif berbagai lembaga internasional, kelompok negara, atau negara-negara lain secara sendiri-sendiri dalam meningkatkan kerja sama yang lebih erat dalam penyediaan sumber daya pembiayaan, dukungan teknis, dan sumber daya lain untuk membantu Indonesia sebagai negara berkembang mengatasi digital divide.
- Kerjasama antara pemerintah dengan sektor swasta
Dibutuhkan kerjasama antara pihak pemerintah dan sector swasta dalam mengurangi kesenjangan digital. Keterlibatan sektor swasta tidak hanya mempercepat pembangunan infrastruktur, tetapi juga mengurangi beban berat anggaran pemerintah sehingga pemerintah dapat berkonsentrasi pada bidang-bidang yang lebih membutuhkan perhatian sedangkan peran pemerintah adalah untuk menyediakan prasyarat-prasyarat agar sektor TIK dapat berkembang dengan baik. - Pada kenyataannya, dalam kondisi pasar yang sangat efisien pun banyak kelompok sosial dan wilayah di Indonesia yang tidak terjangkau oleh jaringan informasi komersial. tanpa berbagai bentuk intervensi, ancaman digital divide antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan serta antara “yang mempunyai” dan “yang tidak mempunyai” akses ke jaringan informasi, akan semakin nyata. Untuk mengatasi kendala tersebut pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus mengembangkan pola kemitraan dan kerjasama dengan sektor swasta untuk memaksimalkan pendayagunaan jaringan dunia usaha nasional yang tersebar di seluruh wilayah negara, serta menerapkan berbagai kebijakan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mengatasi kesenjangan antara kepentingan ekonomi dengan kepentingan menyediakan pelayanan yang layak bagi semua masyarakat.
- Pemerintah dengan ini menyatakan komitmen untuk melaksanakan kebijakan serta melakukan langkah-langkah dalam bentuk program aksi yang dapat secara nyata mengatasi digital divide
- Peningkatan kemampuan dalam bahasa Inggris
Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris karena materi di Internet hampir semuanya dalam bahasa Inggris merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan digital. Selain itudapat juga dilakukan dengan memperbanyak materi dalam bahasa Indonesia. - Mengikutserkanan peranan mahasiswa jurusan informatika
Karena mahasiswa dalam kegiatan sehari-hari selalu terlibat dan melibatkan diri dalam urusan teknologi informasi oleh sebab itu transformasi pengetahuan IT sangat mudah di lakukan karena berdasarkan pengalaman dan mobilitas yang tinggi dan fleksibel. Asumsi tersebut dapat juga digunakan sebagai salah satu langkah yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi digital divide di Indonesia.Dalam mengatasi kesenjangan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai tahap dan metode pembelajaran. Pertama, diawali dengan sosialisasi dan pengenalan yang mendasar tentang pentingnya masyarakat informasi agar dapat bersaing dengan dunia global. Kedua, perlunya pelatihan dan pembelajaran secara bertahap sesuai dengan kemampuan sumber daya dan prasarana yang dimiliki setiap individu masyarakat. Ketiga, menanamkan pola pikir masyarakat akan pentingnya media informasi untuk meningkatkan produktivitas kerja di berbagai aspek kehidupan. Untuk itu, sudah saatnya peran mahasiswa teknologi informasi dibantu oleh pemerintah dan masyarakat digalakkan di berbagai pendidikan tinggi Indonesia untuk menghadapi masalah kesenjangan digital yang terlalu renggang, sehingga kelak mimpi Indonesia mewujudkan masyarakat informasi benar-benar bisa dirasakan setiap lapisan masyarakat di mana pun mereka tinggal. - Sosialisasi baca tulis dan digitalisasi ke masyarakat
- Meningkatkan semengat untuk belajar dan berbagi di masyarakat
source:
https://irmapanjaitan16.wordpress.com/2014/04/07/mempersempit-digital-divide-di-indonesia/
Rahardjo, Budi ,2003, Bridging the Digital Divide, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar